“Patih Aa Sengkuni Cakil” - 2014

 “Patih Aa Sengkuni Cakil”


Hai Patih Aa Sengkuni Cakil, kau rampas Astina rintisan para Pandawa.
Mengusir Pandawa dari istana Astina yang dirintis mereka sejak awal.
Sedangkan kau datang kemudian.

Hai Patih Aa Sengkuni Cakil, kau dikelilingi para jongos dan begundal penjilat
tanpa prestasi dan bala Kurawa yang kau jadikan boneka mencapai tujuan
menguasai Astina.

Hai Patih Aa Sengkuni Cakil yang serakah menjabat semua Jabatan ataukah memang tidak dapat bekerja teamwork sehingga tidak dapat memandatkan kepada orang lain, bila perlu jongospun dirimu sendiri yang menjabat.

Hai Patih Aa Sengkuni Cakil, kau suka mencampuri urusan lain karena tidak dapat percaya pada orang lain, sedangkan urusanmu sendiri tidak beres.

Hai Patih Aa Sengkuni Cakil, hidupmu gelisah tidak dapat tidur karena telah membuat orang lain menderita, mengadu domba adalah keahlianmu, memfitnah dan berbuat culas adalah senjatamu.
Dengan kelicikanmu kau bahkan mengatur dan menipu Raja Astina yang sesungguhnya.

Kini para Pandawa menantangmu mengadu prestasi.
Dan kau Patih Aa Sengkuni Cakil dengan pasukanmu yang hanya  dapat menjilat tanpa prestasi akan segera menuju kehancuranmu yang hakiki.

* Puisi tanpa ritme ini adalah karya puisi kedua setelah puisi Pamer yang diterbitkan dalam buku Antologi Puisi Tangerang 2012 – Jejak Festival Tangerang.

Catatan: puisi ini tidak ada sangkut pautnya dengan kemiripan nama ataupun kejadian, puisi ini murni hanya ekspresi seni yang bersifat kreasi murni.

Comments

Popular Posts