Melawan lupa, Sejarah Mendidik di berbagai Lembaga Pendidikan
Penulis pernah membaca bahwa ada kalimat mengejutkan bagi penulis sendiri dan kemudian berpikir ada benarnya yaitu "Sejarah ditulis oleh yang menang" artinya suatu fiksi yang ditulis berdasarkan imajinasi pemenangnya untuk menutupi kebobrokan pemenangnya, fiksi ini kemudian dilegalkan dan disebarkan sebagai informasi sejarah yang sesungguhnya.
Dan sebagai perlawanan, biasanya pelaku sejarah yang asli yang "dikalahkan" akan menulis suatu cerita sebagai bentuk perlawanan, lalu cerita yang berisi banyak faktanya ini disebut dengan nama "fiksi" agar tidak secara frontal menentang "sejarah fiksi" yang telah dipercayai dan menghegemoni generasi muda yang tidak tahu "apa yang sesungguhnya terjadi", sehingga "fiksi" yang telah syah sebagai sejarah tadi adalah kebenaran.
Hal ini wajar, karena secara alaminya kita manusia memiliki "kelemahan" yaitu "informasi yang diterima pertama kali" adalah "pasti" dianggap sebagai suatu kebenaran. Dan generasi baru sangat rentan dengan kelemahan ini. Hal ini dikuati oleh kalimat "suatu kebohongan bila diinformasikan secara terus menerus akan menjadi kebenaran". Sehingga potensi membuat "konstruksi" kebohongan menjadi "ilusi kebenaran sangat kuat" diterapkan pada generasi muda.
Melawan lupa, adalah salah satu senjata yang dapat dilakukan oleh "orang yang dianggap kalah", bukan berarti kalah. Dianggap kalah dengan kalah sangat berbeda maknanya. melawan lupa adalah dengan cara mengumpulkan banyak data dan pelaku sejarah yang dibentengi dengan para pelaku sejarah yang ada atau dokumen yang ada, sehingga akan sangat sulit untuk dibantah bahwa itu adalah fiksi, sebab data dan saksi berupa data yang sesungguhnya tidak dapat dimanipulasi atau dibantah, di sinilah tantangannya, sehingga kisah melawan lupa yang disebut fiksi ini adalah "fakta" yang sesungguhnya.
Melawan lupa pada sejarah penulis dalam dunia pendidikan, dimulai pada tahun 2007 di salah satu lembaga pendidikan dari pengembangan salah satu media besar di Indonesia, tepatnya di Jakarta. Media pendidikan ini berlokasi awal di Wisma BNI 46 daerah jalan Jendral Soedirman.
Universitas kecil dengan nama yang tidak dikenal. Pada waktu itu penulis adalah pemimpin peminatan DKV di bawah Program Studi Ilmu Komunikasi. Jadi DKV pada saat itu masih merupakan peminatan dari Ilkom saja. Dimulailah penulis menyusun sistem untuk kurikulum, dan distribusi mata kuliah dengan SKS 166 hal ini sesuai dengan inputan Wakil Rektor 1 yaitu Mr. Win.
Jumlah siswa sangat sedikit, baru sekitar 27 mahasiswa. karena universitas baru, yang meng-apply sebagai dosen juga sangat sedikit. Sehingga baru setelah berjalan hampir satu tahun, diterimalah satu dosen dengan nama Mr. Edw. Mr. Edw sangat diperlukan untuk melengkapi perpanjangan izin Prodi Ilkom. tetapi akhirnya menjadi dosen tetap karena "dianggap" berjasa telah "melengkapi" keperluan izin syarat agar izin Prodi Ilkom dapat berlanjut. Dan mencari dosen bagi universitas baru adalah tantangan yang sulit.
Kesulitan dosen ini membuat penulis mengisi hampir semua mata kuliah yang ada, sangat melelahkan, tetapi penulis sangat bersemangat karena terhegemoni negatif dengan pepatah "guru (dosen) adalah pahlawan tanpa tanda jasa".
Pemikiran untuk mengembangkan peminatan DKV menjadi besar terus berkecamuk di kepala penulis, sehingga dalam rapat senat terlontar ide-ide penulis membuat acara penganugerahan di bidang sinema, animasi dan grafis. Untuk sinema sudah terpikir dengan nama Ultima Cinema Festival disingkat dengan nama Ulcifest. Ultima adalah singkatan pribadi penulis kepada universitas tersebut.
Dan dengan semangat "guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa" tersebut mampu membuat penulis bertahan hanya dengan dua dosen saja yaitu penulis sebagai dosen dan Mr. Edw sampai dua tahun, sampai pindah ke gedung baru di Summarecon Plaza secara bertahap pada pertengahan sampai akhir tahun 2008..
Pada tahun 2008 ini Wakil Rektor 1 terjadi pergeseran kepemimpinan dari Mr. Win ke Mr. Sug, hal ini membawa perubahan untuk mengupdate SKS distribusi mata kuliah menjadi 144 SKS. Perubahan ini ternyata membawa dampak negatif karena ketidaksiapan pengelolaan data IT dan BAAK. Sehingga konversi SKS belum berjalan lancar.
Namun dampak perjuangan dari universitas yang kecil dan belum dikenal mulai menampakkan hasil, dengan jumlah siswa yang semakin bertambah. karena jumlah mahasiswa bertambah, maka dosen DKV ditambah lagi satu orang dengan nama Ms. Luk.
Di sinilah penulis mengusulkan agar DKV menjadi Prodi tersendiri dengan terlepas dari Prodi Ilkom. Maka Mata distribusi mata kuliah lebih dipertajam lagi ke prodi DKV dan mulai melepaskan mata kuliah yang sangat kental dengan Ilkomnya.
Tahun 2009 universitas ini pindah lagi ke gedung tetapnya untuk pertama kali, tahun 2009 berlalu dengan semakin banyaknya minat mahasiswa baru yang bergabung karena adanya peminatan yang lebih spesifik yaitu peminatan desain grafis, animasi dan sinematografi di Prodi DKV. Dan sebagian besar penulis yang masih mengisi untuk beberapa mata kuliah animasi, dekstop publishing, dan sinema. dengan 3 dosen tetap saja yaitu penulis sebagai Kaprodi, Mr. Edw dan Ms. Luk, sangat melelahkan. Jurnal Ultimart mulai muncul, sebagai redpelnya Mr. Msr yang sangat andal dan terbukti selalu terbit.
Tahun 2010 persiapan untuk akreditasi BAN PT, tetapi penulis telah mengusulkan agar Prodi DKV di bawah Fakultas Seni dan Desain, sehingga peminatannya diproyeksikan untuk menjadi prodi yaitu Prodi Desain Grafis (graphic design), Prodi Animasi (animation) dan Prodi Sinematography (cinematoghraphy).
Usul disambut baik oleh Mr. Sug, tetapi karena sebentar lagi menghadapi akreditasi, maka di-hold dulu dan mulai fokus pada akreditasi prodi. Dan akhirnya penulis fokus untuk melengkapi riset, kerjasama, buku-buku dan hak cipta pada tahun 2010 ini, sehingga terbitlah buku "Comic Making" yang mendapatkan penghargaan dari dikti, kemudian riset penulis diterima di Hongkong, dan riset lainnya masuk Jurnal di USA, serta karakter "Komodo" juga mendapatkan dokumen hak cipta dari pemerintah.
Pada hampir akhir tahun 2010, karena semakin dekat proses akreditasi yang tinggal 2-3 bulan lagi dan dosen untuk minimal agar terakreditasi memerlukan 6 dosen S2, maka ditambahkanlah 5 dosen baru yaitu Ms. Rat, Mr. Gep, Ms.InR, Mr. Des, dan Ms. Nun. Akhirnya dengan menambahkan kekurangan wajib 6 dosen, data akreditasi siap untuk divisitasi.
Dan Mr. Sug memutuskan untuk membuat fakultas Seni dan desain menjadi ada, dan secara resmi prodi DKV di bawah Fakultas Seni dan Desain, hal ini terjadi menjelang sekitar satu-dua bulan visitasi akreditasi dan memutuskan untuk mengangkat Mr. Edw sebagai wakil kaprodi karena syarat akreditasi adalah harus ada wakil kaprodi, dan calon wakil minimal sudah 1 semester aktif mengajar, dan yang masuk dalam kategori tersebut adalah Mr. Edw, karena yang lainnya baru 2-3 bulan saja. Dan Mr. Edw dipilih karena juga paling lama kedua setelah saya yang masuk di universitas tersebut.
Visitasi berjalan lancar dengan mendapatkan nilai yang optimal bagi universitas baru yaitu B. Karena keberhasilan inilah, penulis yang awalnya menjadi kaprodi kemudian diangkat menjadi Dekan fakultas Seni merangkap Kaprodi DKV.
Dengan hasil akreditasi yang optimal, penulis mulai menggalakkan acara yang belum terlaksana seperti Ulcifest, Ultigraph, Cosplay, dan pameran-pameran seni lainnya di tahun 2010 ini. Dan juga di tahun tersebut, penulis mewariskan keterampilan membuat kurikulum, distribusi mata kuliah dan tatacara akademis lainnya kepada dosen-dosen tetap baru tersebut. Tetapi di tahun ini, satu dosen mulai lulus satu keluar dari universitas tersebut yaitu Ms. Luk. Sebagai penggantinya, masuk dosen baru namanya Mr. Add.
Pembuatan kurikulum dengan sistem baru dan lebih menjurus ke ciri khas yang semakin tajam fakultas seni dan desain dengan penekanan pada Prodi Desain Grafis, Animasi dan Movie yang awalnya hanya berupa peminatan semakin dipertajam pada tahun 2010 ini, ide-ide penulis ke depannya adalah dengan membuat peminatan games dan creative writing.
Sedangkan yang menjadi peminatan akan meningkat menjadi prodi adalah peminatan animasi, desain grafis dan sinematografi. Tetapi ternyata usulan tersebut kandas, karena Mr. Sug sebagai Wakil Rektor 1 mengundurkan diri. Dan kemudian diganti oleh wakil rektor baru namanya Mr. Top.
Di tahun 2011 siswa Fakultas Seni dan Desain semakin meningkat dengan penerimaan mahasiswa baru sampai 8 kelas dengan jumlah siswa per kelas 45 mahasiswa, belum lagi ditambah dengan mahasiswa sebelumnya sehingga total Mahasiswa Fakultas Seni dan Desain saja mencapai 1400-an Mahasiswa. Usulan peminatan prodi baru di masa Mr. Top tidak berjalan, malah satu dosen juga lulus lagi yaitu Ms. Nun. disusul kemudian tidak berapa lama oleh Mr. Add. Tapi penambahan dosen baru masuk yaitu Mr. Riz. Banyaknya Mahasiswa membuat penulis meminta bantuan siswa-siswa andal dan positive thinking membantu penulis, dan mahasiswa tersebut memang benar-benar membanggakan, membuat penulis terharu akan keandalan mereka.
Namun ditahun ini penulis juga risetnya masuk di Nicograph, serta memenangkan lomba animasi tingkat Asia di Shanghai China. Ultigraph berjalan tahun kedua setelah tahun sebelumnya sukses. Demikian juga Ulcifest dan Cosplay serta acara tahunan mahasiswa yaitu helloween, serta majalah kampus di bawah mahasiswa Mr. Trid
Dan di tahun inilah penulis mengundurkan diri secara bertahap, mengundurkan diri sebagai kaprodi, kemudian mengundurkan diri sebagai dekan, meluluskan diri penulis untuk bergabung dengan universitas lainnya. Tetapi penulis masih sempat memberikan pemikiran penulis dalam laporan pertanggungjawaban selama menjadi kaprodi dan dekan serta proyeksi ke depannya. Dan setelah penulis mengundurkan diri, fakultas seni dan desain di universitas tersebut digantikan oleh Kaprodi baru dan sekaligus menjadi dekan.
Di Universitas yang baru bergabung, penulis juga banyak dibantu oleh mahasiswa dan dosen-dosen yang positive thinking sehingga target akreditasi minimal B juga dapat tercapai.
Di Universitas yang baru bergabung, penulis juga banyak dibantu oleh mahasiswa dan dosen-dosen yang positive thinking sehingga target akreditasi minimal B juga dapat tercapai.
Kini penulis melanjutkan studi S3 untuk tetap setia membaktikan diri pada profesi penulis yaitu sebagai dosen, di universitas mana pun. Dan sampai saat ini Penulis masih aktif di Universitas Surya (www.surya.ac.id). Masih berkarya dengan hasil karya Komik Gazing, Novel, Jurnal , Buku dan membantu karya-karya penulis lainnya. Demikianlah sekelumit melawan lupa, semoga memberi inspirasi bagi dosen-dosen lainnya.
Comments